Laporan Praktikum Pembiakan Vegetatif “hormon Atonik”

Laporan praktikum

Mingguan pembiakan vegetatif

Pengaruh Pemberian ZPT Terhadap Beberapa Stek Tanaman

 

Disusun Oleh

Nama               : M. Ikbal

Nim                 : D1A108046

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Made Devianiduaja, MP

Prodi Agronomi

Jurusan Budidaya Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Jambi

2011

  1. I.                   PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Tanaman merupakan mahluk hidup yang dapat menghasilkan buah yang dapat kita manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari baik dalam menyediakan gizi, vitamin serta segi keindahan (estetika) yang terkandung terdapat pada morfologi tanaman tersebut. Tanaman dapat kita kembangbiakan dari biji yang terdapat pada buah. Tetapi tanaman yang bersal dari buah ini akan banyak menimbulkan sifat variasi yang akan tidak sama dengan induknya.

Untuk itu salah satu aternatif  yang dapat menghasilkan tanaman yang sifat ginetik sama dengan induknya yaitu menggunakan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Perbanyakan vegetatif  buatan merupakan perkembangbiakan tanaman tanpa melalui perkawinan. Proses perbanyakan secara vegetative buatan melibatkan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetative buatan adalah tanaman yang memiliki kambium.

Stek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Tanaman yang disetek, dipotong disalah satu bagiannya.  Stek batang merupakan perbanyakan tanaman yang menggunakan potongan batang, cabang, atau ranting tanaman induknya.

Untuk dapat meningkatkan keberhasilan dalam memperbanyak tanaman secara vegetatif seperti cangkok dan stek, dikembangkan hormone yang dapat mempercepat pertumbuhan akar tanaman.

1.2    Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum mata kuliah vegetatif ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian hormon batang (ATONIK 6,5 L) dan hormon daun (GROWMORE) pada berbagai jenis tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Botani Tanaman

2.1.1  Tanaman Kelor

          Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 – 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda – setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 – 2 cm, lebar 1 – 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 – 60 cm, buah muda berwarna hijau – setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat – berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 – 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.

2.1.2  Tanaman Jawe Kodok

          Batang Pohon herba tegak dan merayap dengan tinggi batang pohonnya berkisar 30 cm sampai 150 cm, mempunyai penampung batang berbentuk berbentuk segi empat dan termasuk katagori tumbuhan basah yang batangnya mudah patah. Daun : Berbentuk hati dan pada setiap tepiannya dihiasi oleh jorong-jorong atau lekuk-lekuk tipis yang bersambungan dan didukung oleh tangkai daun dan memiliki warna yang beraneka ragam. Bunga : Berbentuk untaian bunga bersusun, bunganya muncul pada pucuk tangkai batang. Syarat Tumbuh: Iler dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Iler bisa didapat disekitar sungai atau pematang sawah dan tepi-tepi jalan pedesaan sebagai tumbuhan

2.1.3  Tanaman Asoka

          Tanaman soka merupakan tanaman yang menghendaki penyinaran matahari penuh teruatama untuk merangsang pembungaan. Meskipun jenisnya cukup beragam, secara umum bentuk morfologis tanaman terutama bagian bunganya tidak berbeda jauh yaitu tersusun atas beberapa bunga kecil yang masing-masing memiliki empat petal mahkota dalam satu tangkai mirip payung terbuka. Bunga soka yang masih kuncup mirip jarum sehingga akan terkesan gundukan jarum berwarna merah disaat belum mekar. Warna kelopak bunga ada yang merah, merah muda, ungu , putih dan kuning. Namun di Indonesia jumlah soka berwarna merah lebih banyak dibandingkan lainnya. Berbeda dengan bentuk bunganya, penampilan batang dan daun bunga soka bisa bermacam-macam. Ada yang lebar, ada yang sempit, ada juga yang medium tergantung asalnya. Soka Jawa lebih condong berdaun lebar dengan tandan bunga ramping dan kuntum bunganya berwarna merah.

Jenis-jenis soka terbagi dalam dua macam yaitu soka biasa dan soka hibrida. Yang tergolong soka biasa diantaranya : Ixora Coccinea, I. Lutea, I. Fulgen, I chinensis, I. Granifolia, I. Amboinica. Sedangkan soka hibrida antara lain :I. Mocrothyrsa, I. American, I. Pitsanuloke dan Soka bangkok.

2.1.4 Tanaman Kembang Sepatu

   Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima.

Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.

Bunga berbentuk trompet dengan diameter bunga sekitar 6 cm. hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.

2.1.5  Tanaman Kembang Kertas.

          Pada waktu tanaman ini berbunga, tanaman ini mempunyai kebiasaan merontokkan beberapa daunnya. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. (Seludang bunga ( atau spatha) merupakan daun pelindung, yang seringkali berukuran besar, yang menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar. Seludang bunga dapat dijumpai pada struktur generatif (“bunga”) tumbuhan anggota suku aren-arenan (Arecaceae dan suku talas-talasan (Araceae). Seludang bunga sebenarnya merupakan suatu bentuk khusus dari daun pelindung (bractea)).

2.2     Syarat Tumbuh

          Tanaman ini biasanya dapat tumbuh disegala jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah lempung. Akan tetapai, tanah yang ideal adalah tanah lempung berpasir yang dranasenya baik serta subur, banyak mengandung bahan organic dan unsure hara yang cukup. pH tanah yang paling di sukai oleh tanaman ini adalah 5,8-6,9. Apabila tanah kurang dari kisaran atau melebihi ketentuan bisa di beri perlakuan pupuk organik atau perlakuan lainya yang baik untuk pertumbuhan tanaman.

Udara yang sangat dingin akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, bahkan mungkin menjadi mati. Pertumbuhan tanaman yang baik bila udara sejuk, suhu pada malam antara 10 ­0C-20­0C dan siang hari antara 19-29 ­0C .suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan banyak buah tanaman yang rontok. Apabila dibawah kisaran tersebut tanaman akan terhambat pertumbuhannya.


 

2.3     Zat Pengatur Tumbuh

Untuk meningkatkan keberhasilan dalam memperbanyak tanaman secara vegetative seperti stek, cangkok, dikembangkan hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan akar tanaman. Penggunaan hormone yang bisa merangsang pertumbuhan  tanaman  pertama diteliti oleh para peneliti perbanyak vegetative yaitu Dr. Frits W.

Zat pengatur tumbuh tersebut dapat mempengaruhi sebagian efikotil. Epikotil adalah bagian sumbu tanaman atau batang pembibitan yang berada diatas daun pertama yang berkembang pada embrio biji. Hormon-hormon yang termasuk kedalam golongan auksin adalah AIA,ANA,AIB. Hormone tersebut bersifat rizokalin yang dapat merangsang pertumbuhan akar, kaulokalin yang dapat merangsang pertumbuhan batang, dan antokalin yang dapat merangsang pertumbuhan bunga.

Zat pengatur tumbuh ini dipakai dengan cara mengoleskan kebagian tanaman yang dilukai. Penggunaan ZPT dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat mempercepat keluarnya akar dan mempercepat pemotongannya.

III. METODE PRAKTIKUM

3.1    Tempat dan Waktu Praktikum

          Praktikum ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Desa Mendalo Darat Kecamatan Jambi Luar kota. Kabupaten Muaro Jambi. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 dan 25 September 2011.

3.2     Bahan dan Alat

          Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah stek batang jawe kodok, kembang sepatu, kembang ketas, asoka, tanaman kelor (Moringa oleifera),  Top soil, growmore, polybag, plastik 1 kg

Alat yang digunakan terdiri dari cangkul, parang, ember, tali rapia.

3.3     Cara Kerja Praktikum.

3.3.1  Perlakuan Hormon batang

          Media yang digunakan tanah yang memiliki karekter tertentu misalnya gembur, struktur baik, warna hitam, dan memiliki kelembaban yang cukup untuk pertumbuhan tanaman.

          Hormon batang (Atonik) 2 tutup botol Atonik kita larutkan kedalam 2,5  liter air. Rendam bagian batang yang telah kita siapkan untuk stek yang berukuran 2-4 cm dengan panjang 15 cm. lalu kita tanaman pada polybag yang telah disediakan. Setelah itu siram tanaman.

3.3.2. Kontrol

          Untuk tanaman yang kontrol ini adalah tanaman Jawe kodok dan asoka. Bagian tanaman ini kita potong denghan ukuran yang telah ditentukan. Lalu tancapkan kedalam media yang sudah disiapkan,  setelah itu disiram.

3.3.3. Perlakuan Hormon Daun.

          Pada tanggal 25 september 2011. Larutkan growmore 3 sendok makan kita larutkan kedalam 1 liter air. Tanaman kembang sepatu dan bunga kertas yang akan disetek kita tanam kedalam polybag lalu semprotkan ke tanaman tersebut. Setelah itu kita beri sungkup. Hal ini bertujuan agar mengurangi tranpirasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1     Hasil

          Berdasarkan 1 minggu setelah penanaman tanaman dapat dilihat ada yang baru muncul tunas dan ada juga yang belum. Dapat dilihat pada table 1 :

No

Tanaman

Ulangan

Perlakuan

Tunas

Keterangan

1

Kelor

1

A

T

O

N

I

K

Masih Hijau

2

Masih Hijau

3

Masih Hijau

4

Masih Hijau

2

Jawe Kodok

1

Bertunas

Tumbuh

3

Asoka

1

Bertunas

Tumbuh

4

Kembang Kertas

1

G

R

O

W

M

O

R

E

Masih hijau

2

Masih Hijau

3

Masih hijau

5

Kembang Sepatu

1

G

R

O

W

M

O

R

E

Masih Hijau

2

Masih Hijau

3

Masih Hijau

Tabel , Pengamtan selama seminggu.

Dari tabel diatas terlihat bahwa pemberian hormone tumbuh belum terlihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini dikarenakan factor lingkungan yang kurang mendukung, untuk pertumbuhan tanaman tesebut. Dan juga factor teknis pada saat pengambilan bagian batang tanaman tersebut, biasanya bagian yang diambil tidak boleh terlalu tuan dan terlalu muda. Kalau bagian yang terlalu muda bagian tanaman ini akan mudah roboh dan terserang hama penyakit. Sedangkan kalau bagian batang yang sudah tua tunas adventifnya akan kesulitan untuk muncul nkepermukaan karena terlalu keras.

Tanaman yang belum mengeluarkan tunas ini masih hidup hal dinyatakan bahwa warna batang tanaman tesebut masih berwarna hijau. Kemungkinan tanaman ini memerlukan beberapa hari lagi akan memunculkan tunas.

4.2     Pembahasan

          Pemberian ZPT ini merupakan hormon yang bisa menpercepat pertumbuhan akar maupun tunas. Dari hasil terlihat bahwa tanaman yang diberi perlakuan ZPT belum mengeluarkan tunas, sedangkan tanaman yang control lebih cepat mengeluarkan tunas. Hal ini dinyatakan bahwa adanya factor internal maupun external. Factor internal ini dikarenakan oleh genetic tanaman jawe kodok dan asoka  lebih cepat mengeluarkan tunas.

Dalam pengamatan prktikum ini tanaman kelor warna batangnya masih hijau, ini menunjukkan tanaman tersebut masih berfotosintesis. Apabila batangnya berwarna kuning atau coklat berarti tanaman ini mati.

Sedangkan tanaman kembang kertas dan kembang sepatu  belum bisa dilihat pertumbuhannya . karena tanaman ini baru beberapa hari dilakukan penyetekan. Perkembangbiakan tanaman dapat dilihat di lampiran.

VI.    KESIMPULAN DAN SARAN

5.1     Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pemberian hormon dapat memberikan   pertumbuhan yang baik sesuai dengan sifat genetic tanaman tersebut. Tanaman jawe kodok dan asoka termasuk tanaman yang cepat mengeluarkan tunas.

5.2     Saran      

Untuk praktikum ini perlu dilakukan evaluasi teknis pemotongan bagian tanaman yang akan di ste

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

http://www.plantamor.com/index.php?plant=866

http://tamansafari.com/flora/preview.php?id=61

http://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_kertas

http://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_sepatu

http://www.tukangbunga.com/2010/05/tanaman-bunga-soka.html

 


About ikbalunja

Informasi tentang perkuliahan

Posted on November 26, 2011, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar